Selasa, 04 Oktober 2022

ANALISA USAHATANI

 

A.    MENGAPA HARUS MENGANALISA USAHATANI…? Karena :

1. Analisa Usahatani sangat diperlukan oleh pelaku usahatani sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola usahataninya

2. Dengan adanya informasi analisa usahatani ini dapat membantu pelaku usaha dan berbagai pihak dalam mengembangkan usaha agribisnis tanaman

B.   TUJUAN DAN MANFAAT

1.Tujuan : Sebagai pedoman dalam perhitungan kelayakan usahatani dan sebagai acuan dalam analisa kelayakan usaha

2. Manfaat :

a.        Bagi petani dapat mengetahui tingkat efisiensi  produksi dan efektifitas usaha dan pendapatan  usahatani

b.       Bagi pihak bank/debitur dapat dipergunakan sebagai bahan  pertimbangan untuk menerima atau menangguhkan kredit usahatani yang diajukan oleh pelaku usaha

c.        Bagi investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan pilihan investasi dalam pertanian

d.       Bagi pemerintah dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perumusan perencanaan, program dan kebijakan dalam pengembangan tanaman tertentu.

C.   PENYUSUNAN ANALISA USAHATANI

Dalam menyusun analisa usahatani secara teknis dibagi menjadi 3 bagian besar yaitu :

1.    Upah Tenaga Kerja

a. Tahap pra panen : pengolahan tanah,  pembenihan, penanaman, pemupukan, penyiangan (pembersihan tanaman), pengendalian hama dan penyakit tanaman, pemangkasan, pembumbunan dan pengairan.

b.  Tahap pasca panen : tenaga kerja yang diperlukan meliputi pemanenan, sortasi, pengkelasan (grading), pengemasan, pengangkutan, pengeringan dan penyimpanan.

2.    Biaya Sarana Produksi

Sarana Produksi Pertanian (Saprotan) yang mendukung analisa usahatani antara lain :

a.     Pembelian benih

b.  Pembelian pupuk : pupuk organic, pupuk anorganik, zat pengatur tumbuh(ZPT), kapur pertanian (dolomite) dll.

c.Pestisida : insektisida, herbisida, fungisida dan obat-obat lainnya

d.     Peralatan pertanian : parang, cangkul, garpu, sekop, hand sprayer dll.

3.    Pengeluaran lainnya

Data lainnya yang termasuk komponen pendukung dalam kegiatan analisa usahatani biofarmaka antara  lain :

a. Pajak lahan atau PBB

b. Sewa lahan (meskipun lahan sendiri namun tetap diperhitungkan dalam analisa)

c.  Bunga kredit (jika modal yang digunakan merupakan pinjaman dari pihak bank/debitur)

d. Iuran pengairan (listrik), pompa)

e. Sewa peralatan dan mesin pertanian

f.   Biaya transportasi

Pada dasarnya perhitungan biaya – biaya tersebut diatas (Upah T. Kerja, Biaya Sarana Produksi dan Pengeluaran lainnya) dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1.    Biaya Tetap (Fixed Cost)

2.    Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tetap tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Yang tergolong dalam biaya tetap antara lain :

a. Biaya sewa tanah, Pajak Tanah dan air (iuran pengairan)

b. Bunga kredit / pinjaman dari pemodal

c.  Penyusutan peralatan (dihitung dalam biaya penyusutan, perawatan dan perbaikan) dan bangunan pertanian

 

2.          Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)

Besar kecilnya biaya tidak tetap (Variable Cost) sangat tergantung kepada besarnya skala produksi. Yang tergolong dalam kelompok ini antara lain :

a. Biaya untuk pembelian sarana produksi : pupuk, benih dan pestisida

b. Biaya tenaga buruh atau tenaga kerja upahan

1.    Penghasilan Usaha

          Penghasilan usaha (output) adalah nilai uang dari seluruh produk usahatani

Rumus :

Penghasilan usaha = Jumlah produk X harga per satuan produk

 

2.    Pendapatan Usaha (Income) dihitung dengan mengurangi penghasilan usaha dengan biaya usaha. Jadi nilai uang dari penghasilan yang tersisa setelah seluruh biaya usaha untuk suatu proses produksi dihitung.

 

Rumus :

                Pendapatan Usaha = Penghasilan usaha – biaya usaha


1.  Kelayakan usaha




Untuk menghitung kelayakan usaha dipergunakan ratio penghasilan usaha dibagi dengan biaya Variabel (biaya tidak tetap)

                Kelayakan usaha  =  Penghasilan  : Biaya Variabel

 

 

 


2.   Batas angka kelayakan usaha

 

Usaha dikatakan layak apabila Ratio penghasilan usaha dan Biaya variable lebih dari 1,3. Mengapa harus lebih dari 1,3? Karena angka 0,3 merupakan kompensasi terhadap bunga modal (balas jasa atas tersedianya modal) dan resiko usaha.


3.   Contoh Cara menghitung Kelayakan Usaha

 

a. Penghasilan Usaha                            = Rp. 1.300.000

b. Biaya Variabel ( Tidak Tetap)    =  Rp. 750.000


1.300.000 : 750.000

Kelayakan usaha  =

 

                              = 1,7

 

Artinya  setiap Rp. 1,- biaya yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1,7,-)

Kesimpulan Usaha tersebut layak untuk dilanjutkan, karena angka kelayakan usahanya lebih dari 1,3

1.   Titik Pulang Pokok

Titik Pulang Pokok(TPP) atau disebut juga titik Impas (Break Event Point) adalah besarnya produk minimal yang harus dihasilkan agar terjadi keseimbangan antara biaya usaha dan penghasilan usaha pada tingkat harga tertentu.

Kegunaan dari TPP/BEP ini adalah untuk menentukan jumlah produksi minimal atau harga minimal agar usaha masih menguntungkan.

Pada dasarnya TPP atau BEP ada 2 (dua) macam yaitu TPP produksi dan TPP harga.

a.     BEP produksi adalah titik batas minimal jumlah produksi agar usaha kita tidak merugi.

b.     BEP harga adalah titik batas minimal harga, agar usaha kita tidak merugi

 

2.   Rumus TPP/BEP

                                   Total Biaya Produksi

  a. BEP produksi  =

                                    Harga Rata-rata

 

                                  Total Biaya Produksi

  b. BEP harga      =

                                   Jumlah Produksi

 

3.   Cara Menghitung TPP/BEP

Contoh Soal :

 * Luas lahan Tanaman Philo 500 m2.

* Populasi Tanaman 8.500 phn,

* Produksi  satu periode (6 bl) : 2 btg x 8.500 phn x 6 panen = 102.000 bt

* Biaya Produksi Philodendron satu musim (6 bl)   = Rp.17.000.000.

* Harga per daun saat itu Rp.200

* Penghasilan = Rp. 102.000 X Rp. 200 =Rp.20.400.000        

                             Rp.17.000.000

BEP produksi =                                       = 85.000 btg

                              Rp.200

 

Artinya Produksi minimal yang  dihasilkan dari usahatani Phillo sebanyak 85.000 batang, maka usaha tersebut tidak rugi tidak untung). Jika  ingin ada keuntungan maka produksi harus lebih dari 85.000 btg.

      Rp. 17.000.000

BEP harga =                                    = Rp. 167,-

                               102.000 btg

         

Artinya Harga  sebesar Rp. 167,- merupakan harga minimal sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi. Jika ingin untung maka harga jual harus lebih dari Rp 167,-