Selasa, 01 Maret 2022

Budidaya Krisan Potong

 


Pembibitan. Pembibitan krisan pada skala komersial dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengadaan stok tanaman induk dan perbanyakan tanaman induk secara vegetatif. Tanaman induk yang baik harus memenuhi persyaratan berikut.

a. Varietas atau kultivar komersial yang laku di pasaran.
b. Daya tumbuh (vigor) tanaman kuat.
c. Pertumbuhan normal, subur dan dominan fase vegetatif.
d. Bebas dari OPT.
e. Mudah diperbanyak secara vegetatif, terutama stek atau kultur jaringan.

Stok tanaman induk untuk sumber bibit ditanam di dalam rumah plastik atau rumah kaca. Pemeliharaan tanaman induk dilakukan intensif dan dalam kondisi lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 2-4 jam per hari mulai pukul 22.00 atau 23.00. Penanganan sebelum pembibitan diantaranya adalah :

  1. Pemangkasan Pucuk (Pinching) dilakukan pada umur dua minggu setelah calon tanaman induk ditanam. Tujuan pemangkasan adalah merangsang pertumbuhan tunas atau calon percabangan.
  2. Penumbuhan Cabang Primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak sebanyak 2-4 tunas dan disebut cabang primer.
  3. Penumbuhan Cabang Sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang 0,5-1 cm. Tiap cabang sekunder dipelihara hingga tumbuh sepanjang 10-15 cm.
  4. Pengambilan stek pucuk untuk calon benih dilakukan pada tunas yang tumbuh dari cabang sekunder.
  5. Penyetekan dilakukan pada cabang yang telah mencapai panjang 10-15 cm tiap dua- tiga minggu sekali. Penyetekan dihentikan bila tanaman induk menunjukkan gejala pertumbuhan fase generatif atau kuncup bunga.

Teknik Penyemaian Bibit. Tunas pucuk dipilih dengan kriteria tumbuh sehat, diameter pangkal tunas antara 3-3,5 mm, panjang tunas 5 cm, mempunyai tiga helai daun dewasa berwarna hijau terang.

Stek pucuk dapat langsung disemai atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu 40C dengan kelembaban 30% agar tahan segar selama tiga minggu. Cara penyimpanan stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tissu, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek, dan selanjutnya disusun rapi di rak-rak lemari pendingin. Pemberian ZPT perangsang akar dilakukan dengan cara dioleskan pada pangkal stek pucuk.

Stek pucuk disemaikan pada bak pesemaian dengan jarak semai 3 cm x 3 cm dan kedalaman 1- 2 cm. Sungkup plastik yang tembus cahaya dipasang pada seluruh permukaan bak pesemaian. Air disemprotkan dengan sprayer 2 – 3 hari sekali pada medium semai agar lingkungan pesemaian tetap lembab. Bola lampu penerangan pada malam hari dipasang untuk mempertahankan pertumbuhan vegetatif. Penyemprotan fungisida dilakukan bila ditemukan serangan cendawan.

Penanaman dan Pemeliharaan

Persiapan Lahan. Tanaman krisan dapat ditanam di rumah plastik atau rumah kaca dengan lahan dalam bentuk bedengan, atau ditanam di pot. Budidaya krisan juga dapat dilakukan di lahan terbuka. Kegiatan budi daya krisan di kebun terbuka prinsipnya sama dengan di rumah plastik atau rumah kaca, namun varietas krisan yang dipilih yang berhari netral dan pada waktu pembungaan, bunga hanya dikerudungi dengan kantong plastik transparan pada tiap tangkai bunga. Namum budidaya krisan di lahan terbuka ini sebenarnya sangat tidak dianjurkan mengingat kualitas bunganya yang bisa merosot tajam.

Persiapan Media Tumbuh. Sistem bedengan. Tanah diolah hingga gembur dan dipersiapkan dalam bentuk bedengan. Tata cara penyiapan lahan adalah dengan tahap-tahap sebagai berikut.

  1. Tanah diolah dengan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur.
  2. Tanah dikeringanginkan selama 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.
  3. Tanah digemburkan kedua kalinya sambil membentuk bedengan berukuran lebar 100-120 cm,tinggi 20-30 cm,panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, dan jarak antar bedengan 30 – 40 cm.
  4. Permukaan bedengan dirapikan dengan cangkul atau papan kayu hingga tampak rata.

Penanaman bibit krisan lebih baik adalah pada pagi atau sore hari, yaitu saat suhu udara tidak terlalu panas. Tata cara penanaman bibit krisan meliputi tahap-tahap sebagai berikut.

  1. Medium pesemaian disiram dengan air bersih hingga cukup basah.
  2. Bibit krisan satu persatu dicabut secara hati-hati agar tidak rusak akar-akarnya, kemudian ditampung dalam wadah atau keranjang plastik berdasarkan ukuran bibit atau varietas yang sama.
  3. Lubang tempat tanam dibuat dengan tugal mulai jarak 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 20 cm. Bila tersedia jaring penahan rebah tanaman, pasang terlebih dahulu jaring tersebut pada bedengan, kemudian ditengah-tengah mata jaring dibuat lubang tempat tanam.
  4. Insektisida sistemik diisikan sebanyak 6 – 10 butir tiap lubang, lalu lubang ditutup dengan tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung insektisida untuk perlakuan bibit.
  5. Sebelum tanam batang stek dicelupkan dalam ZPT, lalu bibit krisan satu persatu ditanam pada lubang yang dipersiapkan sedalam 1-2 cm sambil secara perlahan memadatkan tanah dekat pangkal batang bibit.
  6. Seluruh permukaan tanah disiram air bersih hingga cukup basah.

Pemupukan. Pada saat persiapan lahan, pupuk kandang dan sekam disebarkan pada permukaan bedengan, kemudian dicampur dengan tanah lapisan atas hingga merata. Perbandingan tanah lapisan atas,sekam,dan pupuk kandang adalah 2 : 1 : 2. Seminggu sebelum tanam dapat dilakukan pemupukan dasar berupa campuran pupuk ZA 75 gram + TSP 75 gram + KCl 25 gram (3 : 3 : 1)/m2. Campuran pupuk tersebut diberikan merata pada tanah sambil diaduk-aduk atau melalui larikan di antara lubang tempat tanam. Setelah tanam, dilakukan pemupukan susulan :

  1. Waktu pemupukan dimulai pada umur satu bulan setelah tanam, kemudian diulang seminggu sekali selama sebulan, dan akhirnya sebulan sekali.
  2. Pupuk yang diberikan pada fase awal pertumbuhan adalah Urea 200 g + ZA 200 g + KNO3 100 g/m2 luas lahan. Pada fase generatif digunakan pupuk Urea 10 g + TSP 10 g + ZA 15 g + KNO3 25 g/m2 diberikan sebulan sekali. Untuk memacu pertumbuhan dan pembungaan yang prima selain diberi pupuk tersebut, dapat pula ditambahkan pupuk pelengkap cair (PPC).
  3. Cara pemberian pupuk buatan adalah dengan disebar dalam larikan atau lubang tugal di samping kiri atau kanan tanaman krisan. Selesai penebaran, pupuk harus ditutup dengan tanah tipis, lalu dilakukan penyiraman. PPC diberikan dengan cara disemprotkan melalui daun, jenis dan dosis pemberian disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.

Penyiraman

  1. Waktu penyiraman yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Penyiraman dilakukan satu- dua kali sehari atau tergantung keadaan medium tumbuh dan cuaca.
  2. Penyiraman dilakukan dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah cukup basah.

Pengaturan Panjang Hari

Waktu pengaturan panjang hari dilakukan sejak bibit krisan ditanam sampai batas tertentu ketinggian tanaman yang diinginkan. Misalnya bila diinginkan bunga potong krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya dilakukan sejak tanam sampai tanaman mencapai ketinggian 50-60 cm, kemudian lampu dimatikan. Total lama penambahan cahaya sejak bibit ditanam sampai periode menjelang fase generatif antara 4-6 minggu atau tergantung varietas krisan.

Cara penambahan panjang hari yaitu dengan pemberian cahaya lampu tengah malam selama lima menit lalu dimatikan selama satu menit, menyala lima menit dan mati satu menit. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL atau lampu pijar pada tengah malam, dimulai pukul 22.30 – 01.00 selama empat jam.

Pembuangan Titik Tumbuh

Tujuan pembuangan titik tumbuh adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru atau memperbanyak percabangan, dan membuang tunas-tunas yang tidak diinginkan. Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam. Caranya dengan memotes ujung/pucuk tanaman sepanjang 5 cm.