Senin, 13 Juni 2016

Pembuatan Silase



Ternak ruminansia membutuhkan pakan berupa hijauan dan konsentrat sebagai pakan penguat. Konsentrat selain untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari pakan yang dihasilkan, juga berfungsi sebagai bahan pendukung dalam proses fermentasi. Hijauan pada waktu tertentu seperti pada musim kemarau tidak tersedia dilapangan, sebaliknya pada musim hujan hijauan cukup berlimpah. Ketersediaan hijauan yang berlebih pada musim hujan dapat dimanfaatkan untuk dibuat pakan silase sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan pakan saat musim kemarau sekaligus dapat mempertahankan kualitas asupan gizi untuk ternak.
Tujuan pembuatan silase:
1. Meningkatkan kualitas hijauan pakan ternak melalui peningkatan kualitas gizi dan daya cerna.
2. Meningkatkan daya tahan penyimpanan
3. Menanggulangi kebutuhan hijauan pakan pada saat musim tertentu.
4. Pemanfaatan hasil limbah pertanian, dan perkebunan.
Konsep teknologi silase yang dikembangkan selama ini masih bersifat silase tunggal (single silage) dan proses pembuatannya dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Dalam praktek di lapangan, silase ini cukup terkendala karena memerlukan tempat simpan (pemeraman) yang cukup vakum juga silase yang dihasilkan hanya memenuhi 30-40 persen kebutuhan nutrisi ternak.
Silase komplit merupakan campuran hijauan, limbah pertanian dan perkebunan yang diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air yang tinggi (40-80 persen) yang dilakukan dengan semi aerob.
Keunggulan silase komplit adalah:
1. Lebih mudah dalam pembuatannya karena tidak memerlukan tempat pemeraman yang an-aerob, cukup dengan semi aerob.
2. Kandungan gizi yang dihasilkan juga lebih tinggi, dapat memenuhi 70-90% kebutuhan gizi ternak sapi
3. Memiliki sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak (palatable).
CARA PEMBUATAN SILASE
A. SILASE KOMPLIT
Bahan:
Bahan yang digunakan terdiri dari 3 kelompok bahan yakni :
1. Kelompok bahan pakan hijauan, terdiri dari rumput, leguminosa serta limbah pertanian dan perkebunan.
2. Kelompok bahan pakan konsentrat, Kelompok bahan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi/bekatul, onggok (ampas tapioka), ampas sagu, ampas tahu dan lainlain.
3. Kelompok bahan pakan aditif, Bahan aditif disini dapat terdiri dari campuran urea, mineral, tetes dan lain-lain.
Rasio:
Rasio Hijauan : Konsentrat : aditif mengacu pada formula 7 : 2 : 1 atau 6 : 3 : 1 yang didasarkan pada persentase berat.
Cara Pembuatan:
1. Bahan aditif dicampur dengan konsentrat hingga merata.
2. Dicampurkan ke hijauan. Jika kondisi hijauan atau limbah petanian agak kering maka diperlukan tambahan air sehingga kadar air campuran mencapai 40%.
3. Masukkan bahan silase kedalam drum yang telah dilapisi plastik tebal.
4. Tutup dan tekan dengan kuat atau diinjak-injak agar udara didalam keluar.
5. Kemudian ikat plastik rapat-rapat, sehingga tidak ada udara masuk ke dalam, serta jangan sampai bocor. Tutup drum rapat-rapat dengan penutupnya.
6. Drum dieramkan dengan disimpan selama 3 minggu (21 hari).
7. Silase harus disimpan dalam kondisi tertutup dan dapat disimpan hingga
4 – 8 bulan

B. SILASE TUNGGAL
Bahan:

Salah satu dari jenis hijauan atau bahan tumbuhan lainnya seperti: rumput gajah, rumput lapang, daun pucuk tebu, daun kacang-kacangan, tongkol gandum dan jagung, batang nenas,jerami padi dll. Masing-masing untuk 100 kg hijauan dan aditif berupa tetes/molases 2,5 kg.

Cara Pembuatan:
1. Potong dengan ukuran kecil (3-5 cm).
2. Hijauan dilayukan dengan cara diangin anginkan kurang lebih semalaman (kandungan bahan kering 40-50%).
3. Hamparkan diatas plastik
4. Taburkan aditif tetes/molases dan aduk4. Masukkan ke dalam kantong plastik atau drum ditekan kuat-kuat sehingga tidak adalagi udara yang tersisa.
5. Tutup rapat dan jangan biarkan udara masuk kedalam wadah tersebut, kemudian diamkan selama 3 minggu.

Ciri - Ciri Silase Yang Baik :
1. Berwarna hijau kekuningan
2. pH 3,8—4,2
3. Tekstur lembut dan bila dikepal tidak keluar air dan bau
4. KA 60—70%
5. Baunya Wangi
PEMANENAN DAN PEMBERIAN SILASE
Pemanenan:
1. Setelah 3 minggu, silase dapat di buka dan diberikan kepada ternak sesuai dengan kebutuhan.
2. Silase hanya dapat dibuka 1 kali dalam 1 hari, dengan tujuan untuk menjaga kualitas silase (jika sering melakukan buka tutup, maka kualitas silase akan cepat rusak).
3. Sebelum diberikan kepada ternak, sebaiknya silase diangin-anginkan terlebih dahulu hingga bau asamnya hilang.
Pemberian:
Apabila sapi belum terbiasa makan silase, silase diberikan sedikit demi sedikit dengan cara dicampur dengan hijauan yang biasa dimakan. Jika sudah terbiasa dapat seluruhnya diberikan silase sesuai dengan kebutuhan.
Ciri- Ciri Silase yang baik :
1.       Berbau harum agak manis khas fermentasi silase
2.       Tidak berjamur dan tidak menggumpal
3.       Tidak busuk atau berbau busuk
4.       Warna coklat kehijau-hijauan
5.       Nilai pH (derajat keasaman) 4-4,5.



Daftar Pustaka :
Didik, Y., 2010.   Pembuatan silase rumput dan Tebon Jagung.lembahgogoniti.com
Thomas, S., 2015.  Cara mudah membuat silase komplit.www.ilmuternak.com