I. SYARAT
PERTUMBUHAN
1.1.
Iklim a) Secara alami, jamur tiram Pleurotus
ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu.
Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak dan remang-remang, di
tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang
terang dengan cahaya matahari berlimpah.b) Kelembaban ruangan
optimal 90-96% yang harus dipertahankan dengan menyemprotkan air secara
teratur.c) Suhu udara untuk pertumbuhan miselia adalah 23-28
derajat C dan untuk pertumbuhan tubuh buah adalah 13-15 derajat C.
1.2.
Media Tanam Secara
tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu
kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam
budidaya modern, media tumbuh berupa kayu tiruan (log) yang
dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji
kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P dan air.
1.3.
Ketinggian Tempat Kondisi
di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl.
Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim
ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.
II.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
2.1.
Pembibitan
2.1.1.
Sumber Bibit
a)
Sumber alami Dipakai untuk media tradisional. Batang kayu yang telah ditumbuhi
jamur dilembabkan, kemudian dirajang sepanjang 5-10 cm dan lebar 1-2 cm.
Potongan disebarkan ke batang kayu lain yang dijadikan media tumbuh.
b)
SporaSpora terbentuk di tudung/payung bagian bawah. Tudung/payung yang berumur
3 hari dihancurkan di dalam air bersih. Cara penggunaan cairan ini ada 2 macam:
(1) cairan ini dapat digunakan langsung sebagai bibit; (2) cairan disiramkan ke
media yang tersusun dari serbuk gergaji dan kukusan jagung/padi. Setelah
diinapkan beberapa hari, miselium akan tumbuh menyelimuti media dan siap
digunakan.
c)
Biakan murni Cara ini menghasilkan bibit berkualitas.
1.
Siapkan media Potato Dextrose Agar (PDA) yang terdiri atas ekstrakt
kentang 1 liter (1 kg kentang digodog dengan 1 liter air, lalu disaring), gula
dekstrosa 20 gram, ekstrak ragi 5 gram (dapat diganti dengan 400 ml air ragi
tetapi air kentang jadi 600 ml) dan agar-agar batang 20%. Media lain yang bahan
mudah didapat terdiri atas 1/4 kg kentang, 1/4 kg bawang bombay, 1/4 kg aci, 1
sendok makan gips dan 3 bungkus agar-agar kecil. Panaskan campuran media
tersebut untuk melarutkan agar-agar. Masukkan 15 cc media ke dalam tabung
reaksi 25 cc kemudian disterilkan dalam autoklaf pada temperatur 121 derajat C,
tekanan 1,5 selama 15 menit atau dengan dikukus pada temperatur 100 derajat
C selama 8 jam.Biarkan media PDA sampai hangat tetapi masih cair. Buka
sedikit cawan petri bagian atas, masukkan segera media ke dalam cawan petri
steril secara aseptik. Tutup cawan petri dengan cepat. Setelah agar membeku,
balikkan posisi cawan petri. Media ini disebut dengan media lempeng agar.
2.
Ambil tubuh buah berumur 3 hari (diameter sekitar 10 cm) yang sehat, mulus dan
bagian sisinya tidak berkerut. Lepaskan stipe/bilah di bagian bawah tubuh buah.
Ambil potongan bilah dengan pinset steril dan letakkan di tengah media lempeng
agar yang telah disiapkan. Inkubasikan media di dalam inkubator pada temperatur
28 derajat C. Pada hari ke 2, miselium mulai tumbuh dan pada hari ke 5 seluruh
permukaan media tertutupi miselium. Biakan murni ini disebut dengan bibit F1.
3.
Pengerjaan seluruh proses di atas harus aseptik/bersih untuk menghindari
tumbuhnya jamur yang tidak dikehendaki. Sebelum digunakan alat-alat berupa
pisau atau pinset harus dibakar di atas api. Sebaiknya pengerjaan dilakukan di
dalam laminar flow atau transfer box yang dijamin kebersihannya.
4.
Pembiakan murni jamur tiram ini sudah dibuat di Laboratorium Mikrobiologi
Fakultas Pertanian Unpad, Jurusan Biologi ITB dan PAU Mikrobiologi ITB. Bibit
jamur murni bisa disimpan sampai 6 bulan pada temperatur sekitar 4 derajat C.
2.1.2.
Pembuatan Bibit Jamur F2 Bahan-bahan untuk media bibit F2 adalah:
a)
Jagung tumbuk atau padi bergabah = 60%.
b)
Serbuk gergaji = 38%.
c)
Kapur = 0,5-1%.
d)
Gips = 0,1-1%.
Sebelum
dicampurkan, jagung tumbuk/padi direndam semalam dan dikukus 2 jam sampai
mekar. Media dimasukkan ke dalam toples bekas jam.Satu lempeng agar bibit F1
dibagi menjadi delapan bagian. 1 bagian dimasukkan ke dalam media di atas
dengan miselium menempel pada media. Setelah 2-4 minggu seluruh media ditumbuhi
miselium dan siap ditanam ke log. 2.1.3.
Pembuatan Bibit Jamur F3 Walaupun bibit F2 lebih baik daripada F3, banyak
petani jamur yang menggunakan bibit F3 untuk ditanamkan ke dalam log.
Media untuk bibit F3 berupa log dengan komposisi media dan cara
pembuatan yang sama dengan log produksi, hanya ukuran plastiknya sekitar
1 kg. Bibit F3 dibuat dengan menambahkan 2 sendok makan bibit F2 ke bagian atas
log, lalu diinkubasikan selama 1 bulan sampai miselium memenuhi seluruh
permukaan log. Bibit F3 siap ditanamkan ke log produksi.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan steril di dalam laminar flow atau
transfer box.
2.2.
Pengolahan Media Tanam
2.2.1.
Persiapan Untuk 80 log diperlukan bahan-bahan seperti di bawah ini:
a)
Serbuk gergaji atau ampas tebu halus=100 kg
b)
Tepung jagung=10 kg
c)
Dedak halus=10 kg
d)
Pupuk SP36=0,5 kg
e)
Gips=0,5 kg
f)
Air=50-60%
Bahan-bahan
kecuali air dicampur merata, tambahkan air sampai media dapat dikepal.
2.2.2.
Pembuatan Log
Media
dimasukkan ke dalam kantong plastik tahan panas kapasitas 1,5-2 kg sampai Media
harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Ikat mulut plastik dengan
karet tahan panas dan sterilkan.
2.2.3.
Sterilisasi Log
Sterilisasi
perlu dilakukan agar media bebas dari mikroba lainnya. Terdapat dua cara
sterilisasi yaitu:
a)
Sterilisasi pada temperatur 100 derajat C selama 8 jam dengan cara
mengukus. Biasanya digunakan drum kapasitas 50 log yang dipanaskan
dengan kompor minyak tanah.
b)
Sterilisasi pada temperatur 121 derajat C selama 15 menit dengan
menggunakan otoklaf atau dandang bertekanan uap.
2.3.
Teknik Penanaman
2.3.1.
Penanaman Bibit
Buka
bagian atas log yang telah disterilkan. Hamparkan 1-2 sendok makan bibit
jamur F3 atau F2. Gunakan sendok yang telah dipanaskan di atas api. Rapatkan
kembali plastik bagian atas. Masukkan cincin dari bambu berdiameter 3 cm dan
tinggi 1 cm ke dalam plastik yang dirapatkan tersebut. Isi lubang yang
terbentuk dengan kapas. Tutup kapas beserta cincin dengan kertas koran dan
ikat.
2.3.2.
Penyimpanan Log
Jika
kita akan menyimpan log di dalam bangunan maka masa tanam jamur
tiram tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log
yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang
pertumbuhan miselium dan tubuh buah. Bangunan untuk menyimpan log
dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur skala besar atau di dalam bangunan semi
permanen. Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m2
yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m2.
Jarak antar petak 40-60 cm. Di dalam setiap petak dibuat rak-rak yang tersusun
ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat
dari besi, kayu atau bambu. Kondisi lingkungan yang harus diperhatikan
dalam membuat bangunan penyimpanan adalah:a) Temperatur untuk
pembentukan miselium adalah 23-28 derajat Cb) Temperatur untuk
pembentukan tubuh buah adalah 13-15 derajat Cc) Kelembaban udara
90-96%d) Kadar air log 35-45%e) Udara di dalam
tidak tercemari asap/gas. Log disimpan di atas rak dengan posisi
tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah
yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang tindih dengan tubuh buah yang
lain.
2.4.
Pemeliharaan Tanaman
2.4.1.
Pemeliharaan Log
Log yang akan membentuk miselium dan
tubuh buah harus dipelihara. Pemeliharaan berhubungan dengan menjaga lingkungan
agar tetap optimum
a)
Kandungan air yang baik 35-45%. Kekurangan air menyebabkan miselium tidak
membentuk tubuh buah karena kekeringan dan kelebihan air menyebabkan tumbuhnya
jenis jamur lain yang tidak diinginkan.
b)
Cahaya. Perkembangan miselium dan tubuh buah akan terhambat dengan adanya
cahaya langsung. Tempat penyimpanan harus tetap teduh dan sinar matahari tidak
masuk secara langsung ke dalam ruangan.
2.4.2.
Pembentukan Miselium dan Tubuh Buah
a)
Penumbuhan Miselium
Miselium
akan tumbuh memenuhi permukaan log setelah penyimpanan selama kurang
lebih 1 bulan. Selama jangka waktu tersebut, temperatur dan kelembaban harus
optimal. Pengaturan temperatur dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara:
1.
Menyemprotkan air dengan sprayer ke dinding-dinding bangunan penyimpanan dan ke
ruang di antara jajaran log.
2.
Menyemprotkan air dengan sprinkel bernozel halus.
b)
Pembentukan tubuh buah pertama
Setelah
miselium tumbuh sempurna, lepaskan cincin log dan buka plastik bagian
atas sehingga seluruh permukaan atas log kontak dengan udara. Pada waktu
ini diperlukan raising yaitu pengaturan lingkungan agar tubuh buah
tumbuh. Raising dilakukan dengan:
1.
Menurunkan temperatur ruang menjadi 13-15 derajat C dengan menggunakan pengatur
temperatur (Air Conditioning) atau menyemprotkan air dengan nozel halus secara
intensif.
2.
Menurunkan temperatur dan sekaligus menyemprotkan bahan yang mengandung hormon
pertumbuhan ke permukaan log yang kontak dengan udara. Air kelapa atau
ekstrakt toge dapat dipakai sebagai sumber hormon tsb. Dengan cara ini
pertumbuhan tubuh buah akan mencapai dua kali lipat dibandingkan cara pertama.
Tubuh buah pertama terbentuk setelah 3-5 hari pembukaan.
c)
Pembentukan tubuh buah selanjutnya
Setelah
tubuh buah pertama dipanen, turunkan bukaan plastik sampai ½ bagian log.
Kadang-kadang calon bakal buah sudah tumbuh di bawah plastik yang belum
terbuka. Bagian plastik tersebut harus dilubangi untuk memberi kesempatan tubuh
buah keluar dan tumbuh. Pembukaan log sebaiknya tidak dilakukan
sekaligus, terutama pada budidaya skala besar. Jarak pembukaan satu kelompok log
dengan kelompok lainnya ditentukan sedemikian rupa sehingga setiap hari ada
tubuh buah yang dipanen. Pembukaan log yang bertahap akan menjamin
kelangsungan produksi.
2.5.
Hama dan Penyakit
2.5.1.
Hama Hama yang banyak terdapat di tempat budidaya jamur adalah serangga
baik berupa kumbang atau kutu. Pencegahan dengan sanitasi lingkungan atau,
alternatif terakhir, penyemprotan insektisida. Perlu diingat bahwa residu
insektisida akan menempel di tubuh buah sehingga jamur yang dipanen harus
dicuci bersih di air mengalir. Pencucian dapat menyebabkan penurunan kualitas
jamur kalau kelebihan air tidak langsung dihilangkan dengan cara
ditiriskan.
2.5.2.
Penyakit Penyebab timbulnya penyakit adalah sterilisasi yang tidak
sempurna, bibit yang tidak murni, alat yang kurang bersih dan kandungan air
media terlalu tinggi. Penyakit berupa tumbuhnya jamur lain seperti Mucor,
Rhiozopus, Penicillium dan Aspergillus pada log. Serangan
jamur-jamur tersebut dicirikan dengan timbulnya miselium yang berwarna hitam,
kuning atau putih dan timbulnya lendir. Pertumbuhan jamur tiram menjadi
terhambat atau tidak tumbuh sama sekali. Serangan dapat terjadi di log
yang belum atau sudah dibuka. Pengendalian dilakukan dengan memperbaiki
kultur teknis dan meningkatkan kebersihan lingkungan pada saat pembuatan media
dan bibit serta lingkungan bangunan penyimpanan.
2.6.
Panen
2.6.1.
Ciri dan Umur Panen Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya
enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muda. Panen
dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal pada 2-3 hari setelah
tumbuh bakal tubuh buah.
2.6.2.
Cara Panen Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena
batang yang tersisa dapat menimbulkan busuk. Potong jamur dengan pisau yang
besih dan tajam dan simpan di wadah plastik dengan tumpukan setinggi 15 cm.
2.6.3.
Periode Panen Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali
tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log
akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.
2.7.
Pascapanen
2.7.1.
Penyortiran Setelah dipanen, batang tubuh buah dipotong. Pisahkan jamur
yang rusak dari jamur yang baik, pisahkan pula jamur sesuai dengan ukurannya.
2.7.2.
Penyimpanan. Setelah penyortiran, buang kotoran pada jamur tanpa
mencucinya. Simpan di dalam wadah bersih dan tempatkan di kamar dengan
temperatur 15 derajat C. Jamur dapat tetap segar selama 5 x 24 jam.
Sebelum pengemasan, jamur dapat disemprot dengan larutan natrium bisulfit
0,1-0,2% yang menghambat pembusukan
2.7.3.
Pengemasan Pengemasan dilakukan dalam: a) Kantung plastic b)
Kantung plastik yang divakum (udara dikeluarkan) c) Wadah plastik
putih dan ditutup dengan plastik lembaran tipis.
2.7.4.
Penanganan Lain
a)
Pengeringan. Jamur direndam dalam air bersih, atau cuci dengan air mengalir
lalu diiris tipis atau dibiarkan seperti adanya. Masukkan ke dalam air mendidih
sebentar, lalu tiriskan. Keringkan jamur di dalam oven listrik/ minyak tanah.
b)
Penambahan senyawa pengawet. Jamur utuh dibersihkan dari kotoran jika perlu
dengan air mengalir. Rendam dalam asam sitrat 0,1% selama 5 menit. Cuci dengan
air mengalir. Masukkan ke dalam larutan yang terdiri atas garam dapur (15%),
garam sitrat (0,5%), SO2 (1%), kalium bikarbonat (0,1%) dan kalium
metabisulfida (<1%) selama 10-15 menit. Tiriskan kembali. Jamur akan
awet selama 2 minggu tanpa pengepakan dan 1 bulan bila langsung dipak cara
vakum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar