Pembibitan. Pembibitan krisan pada skala
komersial dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengadaan stok tanaman induk dan
perbanyakan tanaman induk secara vegetatif. Tanaman induk yang baik harus
memenuhi persyaratan berikut.
a. Varietas
atau kultivar komersial yang laku di pasaran.
b. Daya tumbuh (vigor) tanaman kuat.
c. Pertumbuhan normal, subur dan dominan fase vegetatif.
d. Bebas dari OPT.
e. Mudah diperbanyak secara vegetatif, terutama stek atau kultur jaringan.
Stok
tanaman induk untuk sumber bibit ditanam di dalam rumah plastik atau rumah
kaca. Pemeliharaan tanaman induk dilakukan intensif dan dalam kondisi
lingkungan berhari panjang dengan penambahan cahaya 2-4 jam per hari mulai
pukul 22.00 atau 23.00. Penanganan sebelum pembibitan diantaranya adalah :
- Pemangkasan Pucuk
(Pinching) dilakukan pada umur dua minggu setelah calon tanaman induk
ditanam. Tujuan pemangkasan adalah merangsang pertumbuhan tunas atau calon
percabangan.
- Penumbuhan Cabang
Primer. Perlakuan pinching dapat merangsang pertumbuhan tunas ketiak
sebanyak 2-4 tunas dan disebut cabang primer.
- Penumbuhan Cabang
Sekunder. Pada tiap ujung primer dilakukan pemangkasan pucuk sepanjang
0,5-1 cm. Tiap cabang sekunder dipelihara hingga tumbuh sepanjang 10-15
cm.
- Pengambilan stek pucuk
untuk calon benih dilakukan pada tunas yang tumbuh dari cabang sekunder.
- Penyetekan dilakukan
pada cabang yang telah mencapai panjang 10-15 cm tiap dua- tiga minggu
sekali. Penyetekan dihentikan bila tanaman induk menunjukkan gejala pertumbuhan
fase generatif atau kuncup bunga.
Teknik
Penyemaian Bibit. Tunas pucuk dipilih dengan kriteria tumbuh sehat, diameter
pangkal tunas antara 3-3,5 mm, panjang tunas 5 cm, mempunyai tiga helai daun
dewasa berwarna hijau terang.
Stek
pucuk dapat langsung disemai atau disimpan dalam ruangan dingin bersuhu 40C
dengan kelembaban 30% agar tahan segar selama tiga minggu. Cara penyimpanan
stek adalah dibungkus dengan beberapa lapis kertas tissu, kemudian dimasukkan
ke dalam kantong plastik rata-rata 50 stek, dan selanjutnya disusun rapi di
rak-rak lemari pendingin. Pemberian ZPT perangsang akar dilakukan dengan cara
dioleskan pada pangkal stek pucuk.
Stek
pucuk disemaikan pada bak pesemaian dengan jarak semai 3 cm x 3 cm dan
kedalaman 1- 2 cm. Sungkup plastik yang tembus cahaya dipasang pada seluruh
permukaan bak pesemaian. Air disemprotkan dengan sprayer 2 – 3 hari sekali pada
medium semai agar lingkungan pesemaian tetap lembab. Bola lampu penerangan pada
malam hari dipasang untuk mempertahankan pertumbuhan vegetatif. Penyemprotan
fungisida dilakukan bila ditemukan serangan cendawan.
Penanaman
dan Pemeliharaan
Persiapan
Lahan. Tanaman krisan dapat ditanam di rumah plastik atau rumah kaca dengan
lahan dalam bentuk bedengan, atau ditanam di pot. Budidaya krisan juga dapat
dilakukan di lahan terbuka. Kegiatan budi daya krisan di kebun terbuka
prinsipnya sama dengan di rumah plastik atau rumah kaca, namun varietas krisan
yang dipilih yang berhari netral dan pada waktu pembungaan, bunga hanya
dikerudungi dengan kantong plastik transparan pada tiap tangkai bunga. Namum
budidaya krisan di lahan terbuka ini sebenarnya sangat tidak dianjurkan
mengingat kualitas bunganya yang bisa merosot tajam.
Persiapan
Media Tumbuh. Sistem bedengan. Tanah diolah hingga gembur dan dipersiapkan
dalam bentuk bedengan. Tata cara penyiapan lahan adalah dengan tahap-tahap
sebagai berikut.
- Tanah diolah dengan
cangkul sedalam 30 cm hingga gembur.
- Tanah dikeringanginkan
selama 15 hari agar gas-gas beracun dalam tanah menguap.
- Tanah digemburkan kedua
kalinya sambil membentuk bedengan berukuran lebar 100-120 cm,tinggi 20-30
cm,panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, dan jarak antar bedengan 30 –
40 cm.
- Permukaan bedengan
dirapikan dengan cangkul atau papan kayu hingga tampak rata.
Penanaman
bibit krisan lebih baik adalah pada pagi atau sore hari, yaitu saat suhu udara
tidak terlalu panas. Tata cara penanaman bibit krisan meliputi tahap-tahap
sebagai berikut.
- Medium pesemaian
disiram dengan air bersih hingga cukup basah.
- Bibit krisan satu
persatu dicabut secara hati-hati agar tidak rusak akar-akarnya, kemudian
ditampung dalam wadah atau keranjang plastik berdasarkan ukuran bibit atau
varietas yang sama.
- Lubang tempat tanam
dibuat dengan tugal mulai jarak 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 20 cm. Bila
tersedia jaring penahan rebah tanaman, pasang terlebih dahulu jaring
tersebut pada bedengan, kemudian ditengah-tengah mata jaring dibuat lubang
tempat tanam.
- Insektisida sistemik
diisikan sebanyak 6 – 10 butir tiap lubang, lalu lubang ditutup dengan
tanah tipis agar perakaran bibit krisan tidak terkena langsung insektisida
untuk perlakuan bibit.
- Sebelum tanam batang
stek dicelupkan dalam ZPT, lalu bibit krisan satu persatu ditanam pada
lubang yang dipersiapkan sedalam 1-2 cm sambil secara perlahan memadatkan
tanah dekat pangkal batang bibit.
- Seluruh permukaan
tanah disiram air bersih hingga cukup basah.
Pemupukan.
Pada saat persiapan lahan, pupuk kandang dan sekam disebarkan pada permukaan
bedengan, kemudian dicampur dengan tanah lapisan atas hingga merata. Perbandingan
tanah lapisan atas,sekam,dan pupuk kandang adalah 2 : 1 : 2. Seminggu sebelum
tanam dapat dilakukan pemupukan dasar berupa campuran pupuk ZA 75 gram + TSP 75
gram + KCl 25 gram (3 : 3 : 1)/m2. Campuran pupuk tersebut diberikan merata
pada tanah sambil diaduk-aduk atau melalui larikan di antara lubang tempat
tanam. Setelah tanam, dilakukan pemupukan susulan :
- Waktu pemupukan
dimulai pada umur satu bulan setelah tanam, kemudian diulang seminggu
sekali selama sebulan, dan akhirnya sebulan sekali.
- Pupuk yang diberikan
pada fase awal pertumbuhan adalah Urea 200 g + ZA 200 g + KNO3 100 g/m2
luas lahan. Pada fase generatif digunakan pupuk Urea 10 g + TSP 10 g + ZA
15 g + KNO3 25 g/m2 diberikan sebulan sekali. Untuk memacu pertumbuhan dan
pembungaan yang prima selain diberi pupuk tersebut, dapat pula ditambahkan
pupuk pelengkap cair (PPC).
- Cara pemberian pupuk
buatan adalah dengan disebar dalam larikan atau lubang tugal di samping
kiri atau kanan tanaman krisan. Selesai penebaran, pupuk harus ditutup
dengan tanah tipis, lalu dilakukan penyiraman. PPC diberikan dengan cara
disemprotkan melalui daun, jenis dan dosis pemberian disesuaikan dengan
fase pertumbuhan tanaman.
Penyiraman
- Waktu penyiraman yang
paling baik adalah pada pagi atau sore hari. Penyiraman dilakukan satu-
dua kali sehari atau tergantung keadaan medium tumbuh dan cuaca.
- Penyiraman dilakukan
dengan cara mengabutkan air atau sistem irigasi tetes hingga tanah cukup
basah.
Pengaturan
Panjang Hari
Waktu
pengaturan panjang hari dilakukan sejak bibit krisan ditanam sampai batas
tertentu ketinggian tanaman yang diinginkan. Misalnya bila diinginkan bunga
potong krisan bertangkai 70 cm, maka penambahan cahaya dilakukan sejak tanam
sampai tanaman mencapai ketinggian 50-60 cm, kemudian lampu dimatikan. Total
lama penambahan cahaya sejak bibit ditanam sampai periode menjelang fase
generatif antara 4-6 minggu atau tergantung varietas krisan.
Cara
penambahan panjang hari yaitu dengan pemberian cahaya lampu tengah malam selama
lima menit lalu dimatikan selama satu menit, menyala lima menit dan mati satu
menit. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga mencapai 30 menit. Cara lain
pengaturan dan penambahan cahaya adalah dengan memasang lampu TL atau lampu
pijar pada tengah malam, dimulai pukul 22.30 – 01.00 selama empat jam.
Pembuangan
Titik Tumbuh
Tujuan
pembuangan titik tumbuh adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru
atau memperbanyak percabangan, dan membuang tunas-tunas yang tidak diinginkan.
Waktu pembuangan titik tumbuh adalah pada umur 10-14 hari setelah tanam.
Caranya dengan memotes ujung/pucuk tanaman sepanjang 5 cm.