RINGKASAN
Salah satu masalah dalam peningkatan
produksi dan kualitas mutu cabai adalah adanya serangan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT) yang terjadi mulai dari pesemaian sampai pasca panen. Salah satu
cara menanam cabe adalah
memilih bibit yang bagus. Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda
dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Pada umumnya
sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih
lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Perawatan tanaman adalah salah
satu hal yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi
penyiraman, pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit. Jika tanaman
cabe sudah berbuah dan cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari.
Buah cabe yang bagus untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi
juga tidak terlalu matang.
PENDAHULUAN
Cabai
(Capsicum Annum) merupakan salah satu
komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia.
Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara‐negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk Negara Indonesia. Salah satu
masalah dalam peningkatan produksi dan kualitas mutu cabe adalah adanya
serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang terjadi mulai dari pesemaian
sampai pasca panen. Diantara OPT utama yang sering menimbulkan kerugian pada
usahatani cabe adalah serangan penyakit dengan pathogen/ penyebabnya dari
golongan virus. Serangan penyakit virus kuning pada tanaman cabai telah
menimbulkan kerugian besar bagi petani di daerah-daerah sentra cabe di Pulau Sumatera dan Jawa dalam 5 tahun terakhir ini, karena
akibat serangan geminivirus tersebut menurunkan produksi cabe hingga jauh dari
produksi normal, yang kemudian berdampak melonjaknya harga cabe di pasaran.
Dewasa
ini bertani cabai hibrida sistem mulsa plastik hitam perak (MPHP) banyak
dipraktekkan pada cabai Hot Beauty, Hero, Long Chili, Ever-Flavor dan cabai
Paprika. Dimungkinkan pula pada usahatani cabai keriting hibrida maupun cabai
kecil (rawit, cengek) hibrida. Alasan utama sistem MPHP digunakan pada
cabai-cabai hibrida adalah untuk mengimbangi biaya
pengadaan MPHP dari peningkatan hasil cabai yang lebih tinggi daripada cabai
biasa, sehingga secara ekonomis
menguntungkan.
Budidaya cabai hibrida dengan sistem
MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang intensif. Pada umumnya
sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai masih menggunakan benih
lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi. Populasi yang sangat rapat ini
dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap
tanaman berkurang dan kelembaban udara di sekitar kebun menjadi tinggi.
Kelembaban yang tinggi seringkali dapat meningkatkan serangan hama dan
penyakit. Perbaikan kultur teknik budidaya cabai secara intensif untuk
meningkatkan produksi maupun kualitas hasil, diantaranya adalah penggunaan
benih unggul dari varietas hibrida yang bermutu tinggi, penerapan MPHP,
pemupukan berimbang, pengendalian hama dan penyakit, serta cara-cara lain yang khas seperti
pemasangan turus dan perempelan tunas ataupun daun.
Penyiapan Lahan
Dalam budidaya cabai hibrida sistem
MPHP, penyiapan lahan harus didahulukan, kemudian disusul dengan penyiapan
benih atau pembibitan. Maksudnya agar tanah sebagai media tanam benar-benar
telah matang dan layak ditanami. Sebaliknya, bila pembibitan didahulukan, maka
penyiapan lahan akan terburu-buru, sehingga tanahnya belum matang benar dan
bibit sudat terlanjur tua. Bibit cabai hibrida umumnya siap dipindahtanamkan dari
persemaian ke lapangan (kebun) pada umur 17 – 23 hari (berdaun 2 – 4 helai).
Bila bibit terlambat dipindahtanamkan (terlanjur tua), pertumbuhan kurang
optimal dan produksinya menurun (rendah).
Persyaratan lahan untuk kebun cabai hibrida sistem
MPHP adalah :
Tempatnya terbuka agar mendapat sinar
matahari secara penuh.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung ataupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit. Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
Lahan bukan bekas pertanaman yang sefamili, seperti kentang, tomat, terung ataupun tembakau ; guna menghindari risiko serangan penyakit. Lahan yang paling baik adalah berupa tanah sawah bekas tanaman padi, agar tidak perlu membajak cukup berat. Lahan tegalan (tanah kering) dapat digunakan, asal cukup tersedia air.
Persiapan Lahan
Dalam teknik budidaya cabe, hal yang
cukup penting adalah mempersiapkan lahan. Dalam hal ini Anda harus menyediakan
sebidang tanah yang sudah dibuat bedengan. Bedengan adalah lahan yang sudah
dibentuk seperti gundukan memanjang sebagai tempat menanam cabe. Tanah harus
sudah diolah, yaitu digemburkan, diberi air dan pupuk agar tanah bisa menjadi
tempat tumbuh yang baik. Setelah itu lapisi bedengan dengan plastik khusus yang
kemudian dilubangi sebagai tempat menanam benih cabe. Jarak antara satu cabe
dengan yang lain adalah sekitar 50-70 cm.
Persiapan Bibit
Salah satu cara menanam cabe adalah
memilih bibit yang bagus. Pilihlah bibit cabe yang berkualitas yang bisa Anda
dapatkan pada penjual bibit-bibit tanaman yang sudah terpercaya. Anda juga bisa
memperoleh bibit cabe dengan cara mengambil biji dari
cabe itu sendiri. Letakkan biji cabe tersebut pada sebuah polybag yang sudah
diisi campuran tanah dan pupuk kandang (satu polybag berisi satu biji cabe).
Siram dengan air sedikit saja agar tanah tetap basah dan lembab. Setelah
sekitar 20-30 hari, bibit cabe akan muncul dan siap dipindahkan ke bedengan
yang sudah disipakan sebelumnya.
Penanaman
Salah satu teknik budidaya cabe meliputi
cara penanamannya. Pilihlah
bibit cabe yang sehat dengan ciri-ciri berbatang kuat dan memiliki daun
sebanyak kira-kira 6 helai. Lepas plastik polybag dan pindahkan bibit tersebut
pada bedengan saat matahari tidak terlalu terik (lebih baik pagi atau sore).
Bila bibit cabe sudah dipindahkan dalam lahan yang lebih luas, segera beri
pupuk dan air secukupnya.
Perawatan
Perawatan tanaman adalah salah satu hal
yang sangat penting dalam teknik budidaya cabe. Perawatan meliputi penyiraman,
pemupukan, dan juga pengendalian hama serta penyakit. Penyiraman bisa dilakukan
sekali dalam sehari untuk menjaga tanah tidak kering, sedangkan pemupukan dapat
dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk hama, Anda bisa menggunakan obat atau
pestisida yang bisa dibeli di toko-toko kimia.
Panen
Jika tanaman cabe sudah berbuah dan
cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Buah cabe yang bagus
untuk dipanen adalah buah yang tidak terlalu muda tapi juga tidak terlalu
matang. Sesudah dipetik, segera simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering
dan sejuk. Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik
budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa
mendapat hasil produksi yang memuaskan.
PENUTUP
Cabai (Capsicum Annum) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Budidaya
cabai hibrida dengan sistem MPHP merupakan perbaikan kultur teknik ke arah yang
intensif. Pada umumnya sistem budidaya cabai di sentra-sentra produksi cabai
masih menggunakan benih lokal dan populasi tanaman per hektarnya tinggi.
Populasi yang sangat rapat ini dapat mengakibatkan penangkapan sinar matahari setiap tanaman berkurang dan kelembaban
udara di sekitar kebun menjadi tinggi. Jika tanaman cabe sudah berbuah dan
cukup masak, segera petik buah tersebut pada pagi hari. Sesudah dipetik, segera
simpan cabe-cabe tersebut di tempat yang kering dan sejuk. Itulah beberapa cara sederhana dalam teknik
budidaya cabe. Cukup mudah dilakukan dan Anda bisa
mendapat hasil produksi yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
http://penyuluhthl.wordpress.com
Sunarjono,
H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.