Pembuatan jamur crispy dan kripik jamur sangat sederhana.
Prinsipnya metoda yang digunakan sama saja, Cuma lama
memasaknya yang berbeda.
Jamur goreng crispy:
1. Siapkan jamur tiram putih/tiram kelabu dalam kondisi yang
segar secukupnya. (Jumlah Anda kira-kira sendiri sesuai
dengan bumbu yang disiapkan)
2. Potong kecil-kecil jamur tiram, lalu bersihkan dengan air.
3. Untuk menghilangkan bau jamur dan mensterilkan, bisa
direbus sebentar dalam air panas, atau dikukus.
4. Siapkan kurang lebih 500gram tepung beras dicampur
dengan sekitar 2 bungkus tepung bumbu (tepung bumbu
crispy buat ayam atau yang lainnya). Campuran tepung ini
bisa juga langsung diberi rasa-rasa (barbeque, keju, ayam
bakar, pizza, dsb dst), tetapi biasanya diberi rasa-rasa
tersebut di akhir setelah penggorengan.
5. Jamur yang sudah di sterilkan tadi, dicampur dengan tepungtepung
bumbu yang sudah disiapkan. Di sini, keringkan
sedikit jamur yang masih basah tadi dengan spinner atau
bisa juga langsung dicampurkan. (Ini sesuai selera saja kog)
6. Goreng jamur menggunakan minyak kelapa (biasanya kami
menggunakan ikan dorang). Di sini anehnya, jamur goreng
ngga mau pake minyak goreng biasa.., nanti cepat gosong
dan rasanya kurang renyah.. Goreng jamur hingga
kecoklatan dan kelihatan passs..
7. Tiriskan jamur.. bisa langsung dinikmati..
8. Bisa juga dicampurkan rasa-rasa barbeque, keju, ayam
bakar, pizza, jagung bakar, dsb dst tadi..
9. Selamat makan....
Kripik Jamur Tiram :
1. Siapkan jamur tiram putih/tiram kelabu dalam kondisi yang
segar secukupnya. (Jumlah Anda kira-kira sendiri sesuai
dengan bumbu yang disiapkan)
2. Potong kecil-kecil jamur tiram, lalu bersihkan dengan air dan
siram dengan air mendidih secukupnya.. Tidak perlu
direndam, cukup disiram saja.
3. Untuk kripik jamur, setelah dibersihkan, keringkan atau
kurangi kadar air jamur dengan spinner. (Jika ngga punya
spinner, dapat menggunakan pengeringnya mesing cuci yang
diputar itu lho.. (tentunya yang masih bersih dan steril, untuk
amannya berikan saringan sendiri, agar tidak bersentuhan
langsung dengan plastiknya mesin) Spinner biasanya terbuat
dari bahan stainless steel jadi cukup steril dan aman..
4. Siapkan kurang lebih 500gram tepung beras dicampur
dengan sekitar 2 bungkus tepung bumbu (tepung bumbu
crispy buat ayam atau yang lainnya). Jumlah takaran ini
tergantung selera, bisa berubah-ubah dan dikreasikan sendiri
5. Campur jamur tiram yang sudah dispinner tadi dengan
bumbu yang telah disiapkan. Jumlah ini juga sesuai selera..,
jika ingin tepungnya banyak yaa.. jamurnya sedikit, jika ingin
jamurnya yang banyak.., tepungnya yang sedikit.. Jumlah
ini tidak ada takarannya.., silahkan berkreasi sendiri.. ini juga
menentukan keuntungannya jika nanti dijual..
6. Goreng jamur menggunakan minyak kelapa. Mengorengnya dengan api kecil
dan sedang lamanya kurang
lebih 30 menit hingga 40 menit hingga kelihatan kering,
coklat dan renyah. Teknik
menggoreng ini tentu ibu-ibu lebih mengerti
7. Angkat dan tiriskan jamur goreng tadi..
8. Di sini bisa langsung diberi bumbu rasa-rasa, lalu di
masukkan ke spinner untuk mengurangi kadar minyak
goreng.
9. Bisa juga langsung di masukkan ke dalam spinner untuk
mengurangi kadar minyak goreng baru diberi bumbu rasarasa
Rabu, 27 Juli 2011
PEMBIBITAN PEPAYA
KRITERIA BIBIT/ BENIH YANG UNGGUL
Sebagai bibit dipergunakan biji, meskipun pohon pepaya dapat di okulasi. Untuk memperoleh biji bakal bibit yang baik dan murni dilakukan melalui pembijian sendiri dengan jalan perkawinan buatan. Cara perkawinan buatan ada 2 yaitu:
a) Bunga-bunga dari tanaman betina ambil yang besar, dibungkus dengan kertas plastik selama 2 hari, sebelumnya bunga-bunga betina membuka. Pada waktu bunga-bunga itu membuka lakukan penyerbukan dengan bungan-bunga jantan yang di kepyok-kepyokan di atas bunga betina. Perkawinan di lakukan hingga 3 kali.
b) Cari pepaya yang berbunga dan berbuah terus menerus pilihlah bunga elongata yang terbesar yang hampir mekar dan terletak pada ujung tangkai. Kemudian bunga tersebut dibungkus dengan kantung agar tidak diserbuki secara alami oleh bunga lain selama 10 hari.
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
PENYIAPAN BENIH
Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan fungisida benomyl dan thiram ( Benlate T) 0,5 gram/liter kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 29 gram curater/petrofar. Biji-biji yang sudah dikeringkan, jika hendak ditanam harus diuji terlebih dahulu. Caranya biji-biji, yang ditangguhkan dipergunakan sebagai bibit.
TEKNIK PENYEMAIAN BENIH
Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan kekebun.
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN/ PENYEMAIAN
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5-10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
PEMINDAHAN BIBIT
Bibit-bibit yang sudah dewasa, siktar umur 2-3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
Jumat, 22 Juli 2011
CARA PRAKTIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci. Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7.
Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil. Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121⁰ C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95⁰ C.
Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit). Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28⁰ C.
Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras. Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata.
Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.
Tahap selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp). Dalam tahapan ini juga ada 10 langkah. Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia. Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu yang digunakan). Langkah kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga dengan mengunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
Langkah ketiga, membuat subtrat/media tumbuh, pada hari itu juga. Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain yang digunakan), 2% kapur (CaCO3), 2% gypsum (CaSO4) dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65%, pH 7.
Langkah keempat, distribusikan kedalam baglog polipropilen pada ahri itu juga. Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/kertas minyak. Langkah kelima, sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120⁰ C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan di pasteurisasi. Langkah keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi. Setelahsuhu baglog substrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15gr/kg substrat.
Langkah ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari). Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih, suhu 22-28⁰ C tanpa cahaya. Langkah kedelapan, baglog substrat dibuka cincin dibuka (7-15 hari kemudian). Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang digunakan.
Langkah kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tumbuh buah). Bakal tumbuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh. Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya. Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai basah kuyup. Suhu rumah jamur 16-22⁰ C RH : 80-90 %.
Langkah terakhir panen jamur tiram/kuping. Panen kurang dari 9 kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung. Atau sisa panen 2-5 kali seminggu.
Minggu, 10 Juli 2011
BOKASHI (BAHAN ORGANIK KAYA AKAN SUMBER HAYATI)
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4 adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan dengan cara konvensional. EM4 sendiri mengandung Azotobacter sp., Lactobacillus sp., ragi, bakteri fotosintetik dan jamur pengurai selulosa. Bahan untuk pembuatan bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian. Namun bahan yang paling baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.
A. Pembuatan Bokashi
Bahan pembuatan bokashi (jerami, rumput, pupuk hijau, pupuk kandang dan sebagainya) dapat berupa bahan yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Ada beberapa jenis bokashi, yaitu :
1. Bokashi Jerami
Bahan yang digunakan:
a. Jerami sebanyak 10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacangan) yang telah dipotong-potong sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm.
b. Dedak sebanyak 0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg.
c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan :
a. Pertama-tama dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml :1 liter air.
b. Bahan jerami, sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.
c. Selanjutnya bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali mengembang (kandungan air sekitar 30%).
d. Adonan selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses, suhu bahan dipertahankan antara 40-50o C. Jika suhu bahan melebihi 50o C, maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya gundukan ditutup kembali.
e. Setelah empat hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.
f. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung plastik.
Penggunaan : Bokashi jerami sangat baik digunakan untuk melanjutkan proses pelapukan mulsa dan bahan organik lainnya di lahan pertanian. Bokashi jerami juga sesuai untuk diaplikasikan di lahan sawah.
2. Bokashi Pupuk Kandang
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk kandang sebanyak 15 kg.
b. Sekam sebanyak 10 kg dan dedak sebanyak 0,5 kg.
c. Molases atau gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang. Penggunaan: Penggunaan bokashi pupuk kandang sama dengan penggunaan bokashi jerami. Selain itu bokashi pupuk kandang baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang diaplikasikan dengan tanah pada perbandingan 1:1.
3. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Arang
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk kandang sebanyak 10 kg, dedak sebanyak 0,5 kg, arang sekam/arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg.
b. Molases\gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
c. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang ditambah arang mirip dengan pembuatan bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan kotoran hewan (pupuk kandang) dan arang sekam\arang serbuk gergaji.
4. Bokashi Pupuk Kandang Ditambah Tanah
Bahan yang digunakan :
a. Pupuk kandang sebanyak 5 kg dan tanah sebanyak 10 kg.
b. Arang sekam\arang serbuk gergaji sebanyak 5 kg dan dedak halus sebanyak 5 kg.
c. Molases/gula sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi pupuk kandang tanah mirip dengan pembuatan bokashi pupuk kandang-arang, hanya perlu ditambahkan tanah. Penggunaan: Bokashi pupuk kandang-tanah baik untuk digunakan di dalam pembibitan tanaman. Dalam hal tersebut bokashi pupuk kandang cukup dicampur dengan tanah pada perbandingan 1:1.
5. Bokashi Ekspres (24 jam)
Bahan yang digunakan :
a. Jerami kering, daun kering, serbuk gergajian dan bahan lainnya sebanyak 10 kg.
b. Pupuk kandng sebanyak 5 kg dan dedak sebanyak 1 kg.
c. Molases\gula pasir sebanyak dua sendok makan (10 ml).
d. EM4 sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya.
Cara pembuatan : Cara pembuatan bokashi ekspres sama dengan cara pembuatan bokashi pupuk kandang-tanah, hanya bahan-bahan yang akan difermentasikan dicampur dengan bokashi yang sudah jadi dan dedak secara merata. Proses fermentasi hanya berlangsung selama 24 jam dan sesudahnya bahan dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik. Penggunaan : Bokashi ekspres sangat baik untuk dijadikan mulsa pada pertanaman sayuran dan buah-buahan. Cara penggunaan : Cara pengaplikasian bokashi adalah sebagai berikut :
1. Untuk lahan tegalan dan sawah
Penggunaan bokashi untuk setiap meter perseginya adalah sekitar 3-4 genggam bokashi, kecuali pada tanah yang kurang subur dapat dilebihkan. Bokashi disebar merata di atas permukaan tanah. Pemberian dapat juga dilakukan dengan cara mencampur bokashi dan tanah. Hal ini dapat dilakukan pada waktu pengolahan tanah. Sedangkan pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 30 hari.
2. Untuk tanaman buah-buahan
Bokashi disebar secara merata di permukaan tanah atau di sekitar daerah perakaran. Selanjutnya larutan EM4 disiramkan dengan dosis 2 ml per liter air setiap dua minggu sekali.
3. Untuk pembibitan
Lahan yang akan dijadikan sebagai tempat pembibitan disiram dengan larutan EM4 dengan dosis 2 ml per liter air. Selanjutnya lahan dibiarkan selama satu minggu sebelum lahan siap untuk digunakan.
B. Kegunaan Lain EM4
Selain untuk pembuatan bokashi, EM4 dapat juga digunakan sebagai pestisida organic seperti EM5, super EM5, EMRAS dan pestisida alami dari ekstrak tanaman. EM5 digunakan sebagai pestisida untuk penanggulangan hama dan penyakit tahap awal. Sedangkan Super EM5 digunakan untuk menanggulangi hama dan penyakit pada tahap kronis.
1. EM5 dan Super EM5
Bahan yang digunakan :
a. Molases/gula, cuka makan/cuka aren 5%, alcohol 40% masing-masing sebanyak 100 ml.
b. EM4 100 ml dan air sebanyak 1 liter. (Khusus untuk pembuatan super EM5 tidak digunakan air).
Cara pembuatan :
a. Semua bahan dimasukkan ke dalam botol/jerigen. Selama 15 hari selanjutnya wadah dikocok pada pagi dan sore harinya. Unttuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi, tutup botol dibuka sebentar.
b. Kegiatan pengocokan dihentikan pada hari ke 15 setelah tidak ada lagi gas yang terbentuk. Selanjutnya dibiarkan selama tujuh hari. Selanjutnya EM5 dapat digunakan.
Dosis pemakaian :
a. EM5: 10-50 ml (2-10 sdm)/l air + 10-50 ml molasses.
b. Super EM5: 5 ml (1 sdm)/l air + 5 ml molasses.
Waktu pengaplikasian : Waktu pengaplikasian EM5 dan super EM5 sebaiknya dilakukan pada sore hari. EM5 dan super EM5 digunakan paling lama tiga bulan.
2. EMRAS (EM4 dengan air beras)
Bahan yang digunakan : Bahan yang digunakan terdiri dari air beras sebanyak 1 l, molasses\gula sebanyak 10 ml dan EM4 sebanyak 10 ml (2 sdm). Cara pembuatan dan aplikasi : Bahan-bahan tersebut di atas dicampurkan semuanya dan selanjutnya dibiarkan selama dua hari. Setelah itu EMRAS dapat diaplikasikan. Namun EMRAS harus sudah habis diaplikasikan pada hari ketiga (satu hari setelah proses pembuatan selesai). Selain sebagai pestisida, EMRAS dapat juga digunakan sebagai pupuk. Dosis pemakaian:
Dosis yang digunakan adalah 5 ml/l air.
3. Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman
Bahan yang digunakan :
a. Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda.
b. EM4 sebanyak 20 ml/l air.
Cara pembuatan : Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida. Dosis pemakaian : Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air.
Kamis, 07 Juli 2011
KURANGI PENGGUNAAN INSEKTISIDA BERBAHAN KARBOFURAN
Furadan, Kurater, Kresnadan adalah beberapa contoh saja insektisida berbahan aktif karbofuran. Karbofuran merupakan bahan aktif insektisida yang aplikasinya umumnya dilakukan ditaburkan kedalam tanah. Insektisida ini ini biasanya mempunyai formulasi Granule (G). Bahan dasar insektisida ini adalah pasir yang kemudian dicampur dengan bahan aktif karbofuran dengan konsentrasi 3 gr/ 1 kg pasir.
Gambaran sederhana cara kerja karbofuran adalah jika diaplikasikan ke dalam tanah dengan segera karbofuran akan terserap oleh tanaman. Karbofuran akan masuk ke dalam seluruh jaringan tanaman tidak terkecuali daun dan buahnya. Ketika ada serangga yang memakan salah satu bagian tanaman tesebut serangga tersebut akan keracunan karbofuran dan akhirnya akan mati.
Insektisida berbahan aktif karbofuran merupakan insektisida legendaris yang masih sering digunakan sampai sekarang karena memang efikasinya yang masih lumayan. Di pulau jawa saja insektisida ini digunakan tiap tahun mencapai ribuan ton (menurut rekan saya salah satu penjual pestisida).
"Kurangi Penggunaan Insektisida Karbofuran Atau Tanahmu Akan Hancur?". Karbofuran merupakan bahan aktif insektisida yang mempunyai spektrum sangat luas. Jika diaplikasikan ke dalam tanah bukan hanya serangga hama saja yang akan mati tetapi semua habitat (binatang) yang ada didalam tanah tersebut akan musnah. termasuk mikroorganisme pengurai, cacing tanah dan belut. Padahal kita ketahui ketiga mahkluk hidup tersebut adalah teman petani. Fakta ini bukan omong kosong belaka tetapi sudah saya amati bertahun-tahun. Kalau anda tidak percaya silakan perhatikan apa yang akan terjadi pada binatang-binatang tersebut beberapa hari setelah aplikasi karbofuran.
Mikro organisme pengurai dan cacing tanah merupakan mahkluk tuhan yang sangat berguna bagi petani dan bisa dibilang sahabat petani. Keduanya sangat berguna untuk proses penyuburan tanah . Bayangkan apa yang akan terjadi jika tanah tanpa mikro organisme pengurai dan cacing? semua bahan organik sampah, seresah dan sisa-sisa tanaman tidak akan bisa hancur dan tidah bisa berubah menjadi pupuk organik. Bukankah tanah akan sangat tandus? Tanah kita kesuburannya akan hancur.
Oleh karena itu kita harus lebih bijaksana dalam memilh pestisida untuk kita aplikasikan pada tanah kita. Alih-alih mengendalikan hama/ penyakit tetapi kita mendapat kerugian dari hal lain yang lebih besar. Carilah pestisida yang lebih ramah lingkungan dan lebih selektif dalam membunuh OPT.
Langganan:
Postingan (Atom)